Ketik Kata Kunci

BUKAN CINTA JIKA DA YANG TERLUKA

Minggu, 11 September 2016, September 11, 2016 WIB Last Updated 2021-08-10T23:13:40Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini


BUKANLAH CINTA BILA ADA YANG TERLUKA
oleh: Fikri Farikhin,M.Pd.I
 
Pernah berfikir, bagaimana kalau orang tua kita sakit dan menangis lantaran kita…?
Ketika kita utarakan kecintaan kita sama si dia, lalu tidak mendapat restu orang tua, kita merasa terpukul. Lalu kemudian kita lari dari mereka, dan menempuh hidup sendiri. Salahkah bila mereka kecewa? Kita punya petimbangan, orang tua pun punya pertimbangan. Orang tua mencintai kita sekian belas, atau sekian puluh tahun. Kita lalu mencintai orang lain dan mengorbankan kecintaan orang tua. Andai kita ingat susahnya orang tua mengandung kita, melahirkan kita, membesarkan kita, merawat dan mengasuh kita, siapakah yang lebih berhak kita cintai selain Allah, rasul-Nya, dan orang tua kita.
Saya tidak begitu mengerti tentang cinta. Tapi saya kira, bukanlah cinta namanya bila ada yang terluka. Benar kita mencintai pasangan kita, tapi kita buat orangtua kita terluka, sama saja kita belum paham artinya cinta. Selalu da jalan. Orang tua biasanya adalah orang tua. Orang tua itu biasanya memerlukan penghormatan yang tiada lazim ia sebut. Orang tua itu biasanya memerlukan balas budi yang tiada lazim terkatakan. Kita hanya butuh pendekatan yang berproses. Biasanya bagitu. Lagi pun, kita ada Allah yang bisa membolak-balikkan hati dan keadaan. Sekarang orang tua tidak memberikan restunya, mungkin kelak mereka akan memberikan restunya. Sekarang kita belum paham mengapa kita dilarangnya, besok kita akan paham mengapa dulu mereka melarang.
Poinnya, bukan siapa yang menang siapa yang kalah, tapi siapa ang lebih mencintai orang tuanya.
Saya meminta maaf kepada mereka yang kebetulan disinggung atau tersinggung sebab kesamaan contoh. Tapi saya percaya, hubungan orang tua dengan anak adalah tetap hubungan yang abadi. Keabadian ini bisa tidak rusak bila kita yang mengalah. Jangan meminta orang tua yang mengalah. Maaf. Mungkin pembaca punya pendapat yang lain, saya minta maaf. Ah, bingung saya. Tentu orang-orang yang mengalami hal ini sendiri akan punya pendapat lainnya…? Atau saya kurang memahami…? Pembaca, bantu saya dengan mengirim e-mail ke farihinfikri@gmail.com, agar kita bisa berdiskusi.
Komentar

Tampilkan

Terkini

Followers